Minggu, 07 Oktober 2012

Proposal Ca Mamae


­­­­­­­­­BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kanker  adalah suatu kondisi ketika sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga menjadi pertumbuhannya tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma. Kanker payudara ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang telah tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).
Kanker payudara menempati urutan tertinggi keganasan pada wanita, sebesar 18 % dari seluruh kanker pada wanita. Angka kejadian kanker payudara pada wanita sebesar 126 per 100.000 penduduk, sedangkan pada laki-laki 0,6 per 100.000 penduduk (Bass et al., 2003).
Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44.000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di Eropa  lebih dari 165.000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan. Statistik terakhir menunjukkan bahwa risiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker payudara adalah 1 dari 8 wanita. Risiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Sebagai contoh, risiko untuk mengalami kanker payudara sampai 35 tahun adalah 1 dalam 622 ; risiko mengalami kanker payudara sampai usia 60 adalah 1 dalam 24. Berdasarkan The American Cancer Society, 183.400 kasus baru kanker payudara didiagnosa pada tahun 1995, dengan perkiraan 46.240 kematian. Wanita yang di diagnosa dengan kanker payudara tahap awal mempunyai angka bertahan 5 tahun 93%. Sampai tahun 2000, hampir 2 juta wanita di Amerika Serikat akan terkena kanker payudara, dengan lebih dari 460.000 kematian akibat penyakit ini pada tahun 1990-an (Brunner & Suddarth, 2002).
Insidensi kanker payudara terbanyak terjadi di Asia pada etnik India di Singapore (34%), disusul Hongkong (32,3%), sedangkan yang paling rendah pada ras India di Madras (19,9%) (McPherson et al., 2000).
Menurut data dari IARC (International Agency Research of Cancer) tahun 2001 oleh Ferlay et al. cit Hisham and Yip (2004) mendapatkan insidensi kanker payudara di Amerika Serikat 130, Inggris 116, Spanyol 74, Singapore 54, Jepang 48, Malaysia  35, Indonesia 22, China 17, dan India 16 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kejadian kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia 8.227 kasus (16,85%), disusul kanker leher rahim 5.786 kasus (11,78%).
            Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan, kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasikan sekelompok faktor risiko. Hal yang harus selalu diingat adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka. Dengan demikian, semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara selama masa kehidupan mereka. Faktor-faktor risiko mencakup : 1) riwayat pribadi tentang kanker payudara. 2) adik perempuan atau anak perempuan yang mengalami kanker payudara. 3) menarke dini–sebelum usia 12 tahun. 4) tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun. 5) menopause yang terjadi setelah usia 50 tahun. 6) riwayat penyakit payudara jinak. 7) pemajanan terhadap radiasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun. 8) obesitas. 9) kontraseptif oral. 10) terapi penggantian hormone. 11) masukkan alkohol setiap hari (Brunner & Suddarth, 2002).
            Menurut Brunner & Suddarth (2002) kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya, lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi, dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis. Sehingga, di anjurkan agar para wanita melakukan “SADARI” (pemeriksaan payudara sendiri) saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid, secara rutin untuk mendeteksi benjolan pada payudara.
Sadari merupakan salah satu cara pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan sendiri untuk mendeteksi adanya benjolan pada payudara secara rutin. Dengan cara berdiri di depan cermin dan melihat apakah ada tanda-tanda kelainan pada payudara, seperti terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Selain itu, sadari juga dapat dilakukan dalam posisi berbaring, dengan meraba bagian payudara menggunakan jari-jari tangan secara memutar searah jarum jam. Periksalah dan raba puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya jika payudara diraba dengan menggunakan telapak tangan, akan terasa kenyal dan mudah untuk digerakkan. Bila dalam payudara terdapat tumor, akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (Smart, 2010).
Menurut Brunner & Suddarth (2002) penganjur pemeriksaan payudara sendiri beragumentasi bahwa sebagian besar lesi dapat terdeteksi secara mandiri, sehingga membuat sadari penting untuk mendeteksi kanker secara dini. Sadari dapat diajarkan kepada dan dipraktekkan oleh semua wanita. Perawat berperan dalam menginformasikan dan member pengajaran pada semua wanita tentang keuntungan sadari secara teratur dan pentingnya mencari bantuan medis segera ketika ditemukan benjolan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap peningkatan pengetahuan pada siswi di SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masih tingginya jumlah angka kematian akibat kanker payudara dan jumlah penderita kanker payudara yang tidak melakukan upaya pencegahan kanker payudara dengan sadari. Berdasarkan survey awal diketahui 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah dilakukannya sadari. Maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap peningkatan pengetahuan pada siswi di SMA Negeri 12 Padang tahun 2011”.


C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Diketahuinya efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap peningkatan pengetahuan pada siswi SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.
2.      Tujuan Khusus
1.      Diketahuinya tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sebelum dilakukan penyuluhan kanker payudara dengan sadari.
2.      Diketahuinya tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sesudah dilakukan penyuluhan kanker payudara dengan sadari.
3.      Diketahuinya perbedaan tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kanker payudara dengan sadari.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan  pembelajaran lebih rinci mengenai teori-teori dari penyakit kanker payudara khususnya dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas di STIKes Mercubaktijaya Padang.
2.      Responden
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai motivasi, agar responden secara rutin melakukan sadari sedini mungkin untuk mencegah terjadinya kanker payudara dan memberi pengajaran tentang keuntungan sadari secara teratur serta pentingnya mencari bantuan medis segera ketika ditemukan benjolan.

3.      Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk bahan penelitian selanjutnya dalam program upaya pencegahan kanker payudara khususnya sadari di masa yang akan datang.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    Kanker Payudara
1.      Definisi
Kanker  adalah suatu kondisi ketika sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga menjadi pertumbuhannya tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma. Kanker payudara ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang telah tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik T, 2005).

2.      Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan, kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasikan sekelompok faktor risiko. Hal yang harus selalu diingat adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka. Dengan demikian, semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara selama masa kehidupan mereka. Faktor-faktor risiko kanker payudara mencakup :
1)      Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Risiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun.
2)      Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun; risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.
3)      Menarke dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4)      Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia sebelum 20 tahun.
5)      Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya.
6)      Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai risiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
7)      Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun berisiko hampir dua kali lipat.
8)      Obesitas. Risiko terendah diantara wanita pascamenopause. Bagaimanapun, wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
9)      Kontraseptif oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun lebih cepat setelah penghentian medikasi.
10)  Terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan progesterone terhadap penggantian esterogen meningkatkan insidens kanker endometrium, hal ini tidak menurunkan risiko kanker payudara.
11)  Masukkan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Risikonya dua kali lipat di antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Beberapa temuan riset menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya (Brunner & Suddarth, 2002).

3.      Anatomi Fisiologi
Payudara adalah dua kelnjar yang menyekresi susu dan merupakan organ tambahan pada system reproduksi wanita. Pada laki-laki, bentuk payudara tidak sempurna. Payudara terletak di bagian depan torak dan ukurannya bervariasi, berbentuk melingkar dan cembung ke depan. Pada bagian tengah permukaannya terdapat puting, yang dalam kondisi normal, warnanya sama dengan warna kulit. Puting berwarna merah muda pada anak gadis, namun akan mengalami pigmentasi setelah kehamilan pertama.
Payudara mengandung kelenjar sakular dengan duktus-duktusnya berkumpul pada puting dan bermuara pada permukaan dalam jumlah besar. Jaringan kelenjarnya sama dengan jaringan kelenjar sebasea, tetapi jauh lebih berkembang dan menghasilkan susu dari sebum. Kelenjar dibagi menjadi lobus yang dipisahkan oleh jaringan fibrosa, yang menyebabkan pengeluaran abses di payudara menjadi sulit. Lobus dibagi lagi menjadi lobulus.
Payudara berkembang pada pubertas di bawah pengaruh hormon dan perkembangan selanjutnya terjadi selama masa hamil sebagai hasil dari hormon kenjar hipofisis dan ovarium. Cairan, yang dikenal sebagai kolostrum, disekresi dalam jumlah kecil oleh kelenjar selama masa hamil dan saat bayi lahir, tetapi susu yang sebenarnya belum disekresi sampai hari ketiga masa nifas atau sampai periode istirahat (lying-in) (Watson, 2002).
4.      Patofisiologi
Kanker payudara bukanlah satu-satunya penyakit, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormon dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormon treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy) (Smeltzer, dkk, 2002).

5.      Manifestasi Klinis
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dan sebagian besar pada jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya, lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara ada kasus yang lebih lanjut (Brunner & Suddarth, 2002).
Sedangkan menurut Smart (2010) untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda kanker payudara, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
1.      Terdapat sebuah benjolan yang biasanya diarasakan berbeda dari jaringan yang ada pada payudara dan sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya juga memiliki bentuk pinggiran yang tidak teratur.
2.      Pada penderita kanker payudara yang masih pada tahap awal, benjolan yang ada bisa digerakan dan juga dapat didorong dengan jari tangan. Namun, pada stadium lanjut, biasanya melekat pada dinding dada atau pada kulit sekitarnya. Untuk stadium lanjut ini, benjolan yang ada bisa membengkak dan juga terdapat borok pada kulit.
3.      Gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah adanya benjolan atau massa di ketiak penderita, perubahan bentuk dan ukuran penderita, serta keluarnya cairan yang abnormal dari puting susu (berdarah, atau berwarna kuning, hijau atau mungkin bernanah).
4.      Perubahan pada tekstur dan warna pada kulit di sekitar payudara.
5.      Payudara tampak berwarna kemerahan.
6.      Kulit disekitar payudara bersisik.
7.      Puting susu tertarik kedalam dan terasa gatal.
8.      Nyeri pada payudara atau pembengkakkan pada salah satu payudara.
Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri pada tulang, penderita mengalami penurunan berat badan, dan pembengkakkan lengan, ulsurasi kulit.



6.      Pentahapan Kanker Payudara
Menurut Brunner & Suddarth (2002) pentahapan mencakup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan patologi didasarkan pada histologi memberikan prognosis yang lebih akurat. Berikut adalah tahap-tahap yang penting :
a.       Tahap I
Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastatis.
b.      Tahap II
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastatis.
c.       Tahap III
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular, dan tanpa bukti adanya metastatis.
d.      Tahap IV
Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe normal atau kankerosa, dan adanya metastatis jauh.

7.      Tipe Kanker Payudara
Melalui pemeriksaan yang disebut mammogram tipe dari kanker payudara dapat dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu :

a)      Kanker Payudara Non-invasif
Kanker payudara non-invasif adalah kanker yang tejadi pada kantung susu (penghubung antara alveolus [kelenjer yang memproduksi air susu] dan pada puting payudara). Kanker payudara jenis ini dalam istilah kedokteran disebut dengan “ductal carcinoma insitu“ (DCIS). Jika penderita masih dalam tahap ini, itu berarti kanker tersebut belum tersebar keseluruh bagian tubuh dan keluar bagian jaringan kantung susu.
b)      Kanker Payudara Invasif
Kanker payudara invasif adalah suatu kanker yang sudah mulai menyebar keluar bagian kantung susu dan sudah menyerang ke bagian sekitarnya, bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjer limpa dan lainnya melalui peredaran darah (Smart, 2010).
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth (2002), tipe kanker payudara sebagai berikut :
a)      Karsinoma Duktal Menginfiltrasi
Adalah kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi. Kanker jenis ini biasanya bermetastase ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan tipe lainnya.
b)      Karsinoma Lobular Menginfiltrasi
Karsinoma ini jarang terjadi, merupakan 5% - 10% kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih multisentris, dengan demikian, dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai keterlibatan nodus aksilar yang serupa, meskipun tempat metastatisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak, sementara karsinoma lobular biasanya bermetastatis ke permukaan meningeal atau tempat-tempat tidak lazim lainnya.
c)      Karsinoma Medular
Karsinoma ini menempati sekitar 6 % dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga prognosisnya seringkali lebih baik.
d)     Kanker Musinus
Kanker ini menempati sekitar 3% dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat; sehingga kanker ini mempunyai prognosis lebih baik dari lainnya.
e)      Kanker Duktar Tubular
Kanker ini jarang terjadi, menempati  hanya sekitar 2% dari kanker. Karena metastase aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik.
f)       Karsinoma Inflamatori
Adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% - 2%) dan kemudian menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi udema dan retraksi puting susu.

8.      Pencegahan
Menurut Brunner & Suddarth (2002) pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan sadari :
1.      Langkah I
a.       Berdirilah didepan cermin.
b.      Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim.
c.       Perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau kulit mengelupas.
Dua tahap berikut ini dilakukan untuk memeriksa segala perubahan dalam kontur payudara anda. Ketika anda melakukannya, anda harus mampu untuk merasakan otot-otot anda yang menegang.
2.      Langkah II
a.       Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan anda di belakang kepala anda menekan dan tangan anda kearah depan.
b.      Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.
3.      Langkah III
a.       Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak membungkuk kearah cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda kearah depan.
b.      Perhatikan setiap perubahan kontur payudara anda.
Beberapa wanita melakukan bagian pemeriksaan berikut ketika sedang mandi dengan shower. Jari-jari anda akan meluncur dengan mudah diatas kulit yang bersabun, sehingga anda dapat berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap perubahan di dalam payudara.
4.      Langkah IV
a.       Angkat lengan kiri anda.
b.      Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati dan menyeluruh.
c.       Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar dari jari tangan anda dalam lingkaran kecil,  bergerak melingkar dengan lambat sekitar payudara.
d.      Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.
e.       Pastikan untuk melakukannya pada seluruh payudara.
f.       Beri perhatihan khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian bawah lengan itu sendiri.
g.      Rasakan adanya benjolan atau masa yang tidak lazim dibawah kulit.
5.      Langkah V
a.       Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
b.      Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi ketika anda sedang atau tidak melakukan SADARI  temuilah dokter anda.
c.       Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan anda.
6.      Langkah VI
a.       Langkah 4 dan 5 harus diulangi dengan posisi berbaring.
b.      Berbaringlah mendatar telentang dengan tangan kiri anda dibawah kepala anda dan sebuah batal atau handuk yang dilipat dibawah bahu kiri anda (posisi ini akan mendatarkan payudara anda dan memudahkan anda untuk memeriksanya).
c.       Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas.
d.      Ulangi pada payudara kanan anda.

9.      Pengobatan
Menurut Smart (2010) penanganan dan pengobatan kanker payudara tergantung pada tipe dan stadium dari kanker tersebut. Umumnya, seseorang akan diketahui jika dirinya telah terkena kanker payudara setelah menginjak stadium lanjut dan sudah cukup parah. Ada beberapa cara untuk mengatasi dan mengobati diri dari kanker payudara, antara lain :
1.      Pemeriksaan Mamograf
Pemeriksaan mamograf adalah suatu pemeriksaan payudara dengan menggunakan alat rongten dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memerlukan waktu sekitar 5-10 menit saja. Saat yang dianjurkan untuk melakukan tes mamograf ini adalah saat sesudah anda mengalami menstruasi, yaitu sekitar seminggu setelah anda mengalami menstruasi. Wanita yang wajib melakukan tes mamograf adalah :
a.       Wanita yang telah berumur lebih dari 50 tahun.
b.      Wanita yang ibu atau saudara perempuanya pernah menderita kanker  payudara.
c.       Wanita yang pernah menjalani pengangkatan pada salah satu payudaranya. Wanita yang dalam golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat dari dokter.
d.      Wanita yang belum pernah mengalami anak. Ternyata, pada golongan ini sering dijuimpai serangan kanker payudara.
2.      Operasi (Lumpectomy)
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengobati atau menangani kanker payudara ini adalah dengan melakukan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan tersebut. Jaringan tersebut kemudian akan diperiksa melalui mikroskop di laboratorium patologi anatomi. Bila sudah diketahui dan dipastikan bahwa benjolan tersebut adalah kanker payudara, payudara anda harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran kebagian tubuh yang lain. Istilah lain dari ini adalah Lumpectomy atau pengangkatan benjolan. Biasanya, pengangkatan ini disertai dengan sedikit (sangat minimal) jaringan yang sehat. Dengan cara ini, diharapkan jaringan yang tersisa dan masih sehat akan dapat membentuk kembali payudara secara alami.
3.      Masektomi Radikal
Masektomi radikal adalah operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan yang berada pada sekitar ketiak. Pengangkatan ini dilakukan pada sebagian atau seluruh payudara, termasuk otot dada dibawah payudara untuk mencegah penyebaran kanker payudara ini agar tidak menjalar ke organ yang lainnya.
4.      Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu terapi yang diberikan dengan obat-obatan tertentu yang sangat kuat efeknya (antikanker).terapi ini bisa diberikan melalui mulut atau berupa suntikan pada pembuluh darah. Pengobatan ini harus diberikan secara berulang-ulang dengan siklus yang berlangsung antara tiga sampai enam bulan. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke tubuh lainnya. Dampak kemoterapi ini pasien akan mengalami mual dan muntah serta akan mengalami kerontokan pada rambut karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
5.      Terapi Hormon
Terapi hormon, juga bisa disebut dengan “theraphy anti-estrogen” adalah suatu sistem yang fungsinya mengeblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker payudara. Metode ini juga berfungsi untuk menghambat laju perkembangan sel kanker pada payudara.
6.      Terapi Radiasi (penyinaran atau radiasi)
Terapi radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sunar X dan sinar gamma. Pengobatan ini biasanya diberikan kepada pasien bersamaan dengan lumpectomy dan masektomi. Fungsi terapi ini adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker agar tidak merambat ke bagian tubuh yang tidak terinfeksi. Proses penyinaran atau radioterapi memiliki efek yang tidak baik untuk tubuh, seperti nafsu makan yang berkurang, badan menjadi lemah, warna sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
7.      Pengobatan Herciptin
Pengobatan ini adalah terapi biologis yang dikenal efektif melawan HR2-positif pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV dengan penyebarannya.
8.      Masektomi total
Masektomi total adalah operasi dengan mengangkat seluruh payudara saja dan bukan kelenjar ketiak.

B.     Pengetahuan
                               I.            Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (1997) bahwa pengetahuan mempengaruhi perilaku dan sikap. Perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan tidak akan berlangsung lama begitupun sebaliknya, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan berlangsung lama. Sikap yang utuh dipengaruhi oleh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi.
Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (1997) mengungkapkan bahwa seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :
a.       Kesadaran (awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b.      Merasa tertarik (internest), yakni orang mulai tertarik terhadap stimulus.
c.       Menimbang-nimbang (evaluation) baik dan tindakannya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d.      Mencoba (trial), dimana subjek atau orang mulai mencoba melakukan sesuatu perilaku baru.
e.       Penyatuan (adoption), dimana subjek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, sikapnya terhadap stimulus.

                            II.            Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan dapat dikategorikan ke dalam tingkatan sebagai berikut :
a.       Tinggi
Tingkat pengetahuan tinggi diartikan apabila seseorang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa (menyebarkan) dan menghubungkan satu materi dengan materi yang lain serta kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Pengetahuan tinggi apabila nilai 76-100%.


b.      Sedang
Pengetahuan sedang diartikan apabila individu kurang mampu untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa, menghubungkan antara suatu materi dengan materi yang lain, serta kurangnya melakukan penilaian terhadap suatu objek. Pengetahuan sedang apabila nilai 60-70%.
c.       Rendah
Pengetahuan rendah diartikan apabila individu tidak mampu untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi suatu materi atau objek lain. Pengetahuan rendah apabila nilai < 60% (Notoadmodjo, 2002).

                         III.            Pubertas
Pubertas adalah awal masa remaja, yaitu masa yang dapat dikenal dari perubahan-perubahan pada tubuh seseorang yang mencolok, seperti bertambah tinggi badan yang berlansung relatif cepat dan mulai tumbuh bulu diberbagai tempat tubuh misalnya : disekitar kemaluan (Koesnadi, 1992).
Masa pubertas adalah masa dimana seseorang anak tidak lagi hanya bersifat relatif, tapi anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam, rangka menemukan dirinya (akunya), serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupannya mendatang (Abu Ahmidi, 1991).
Dalam berbagai literatur, anak pubertas adalah sekelompok anak yang masuk pada usia remaja dan pubertas berada dalam usia remaja. Pubertas adalah masa yang khusus dimana seseorang anak merasakan adanya kebutuhan yang sangat kuat pada lawan jenis atau keinginan bercinta begitu mendalam (Abu Al-ghifari, 2001).
Tanda-tanda fisik pubertas. Perubahan fisik yang dapat dilihat pada tubuh remaja itu adalah akibat dari mulai aktifnya kelenjar-kelenjar kelamin pada diri remaja dan dimulainya diproduksi zat-zat hormon seks. Tanda-tanda fisik pubertas pada remaja dijelaskan berdasarkan jenis kelamin remja tersebut.
1)      Pada wanita
a.       Pada seorang wanita kelenjer kelamin adalah indung telur atau ovarium yang terdapat dua buah dan berada dalam rongga perut disekitar kanan kiri dari rahim (uterus).
b.      Tinggi badan cepat meningkat (pertumbuhan tulang panjang cepat).
c.       Penumpukan jaringan lemak pada daerah tertentu seperti pada dada dan panggul.
d.      Pertumbuhan otot-otot pada wanita ukuran pundak makin lapang.

C.    Penyuluhan Kesehatan
                               I.            Definisi
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).

                            II.            Tujuan Penyuluhan
Tujuan pendidikan kesehatan menurut Effendy (2002) sebagai berikut :
1.      Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2.      Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1998).

                         III.            Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyuluhan
Faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :
1.      Tingkat pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
2.      Tingkat sosial ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.
3.      Adat istiadat. Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4.      Kepercayaan masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang–orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
5.      Ketersediaan waktu di masyarakat. Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.


                         IV.            Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2002) metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah :
1.      Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
2.      Metode diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3.      Metode curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh peserta, dan evaluasi atas pendapat tadi dilakukan kemudian.
4.      Metode panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.
5.      Metode bermain peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6.      Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
7.      Metode simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8.      Metode seminar adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

                            V.            Media Penyuluhan
Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju.
Menurut Notoatmodjo (2005), media penyuluhan didasarkan cara produksinya dikelompokkan menjadi :
1.      Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak terdiri dari :
a.       Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar.
b.      Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar.
c.       Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun kombinasi.
d.      Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang berkaitan dengan gambar tersebut.
e.       Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah kesehatan.
f.       Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel di tempat umum.
g.      Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member informasi dan menghibur.
2.      Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam media elektronik :
a.       Televisi
b.      Radio
c.       Video
d.      Slide
e.       Film
3.      Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misal :
a.       Pameran
b.      Banner
c.       TV layar lebar
d.      Spanduk
e.       Papan reklame
                         VI.            Langkah Penyuluhan
Menurut Effendy (1998) dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1.      Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2.      Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3.      Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat.
4.      Menyusun perencanaan penyuluhan
a)      Menetapkan tujuan.
b)      Penentuan sasaran.
c)      Menyusun materi atau isi penyuluhan.
d)     Memilih metoda yang tepat.
e)      Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan.
f)       Penentuan kriteria evaluasi.
g)      Pelaksanaan penyuluhan.
h)      Penilaian hasil penyuluhan.
i)        Tindak lanjut dari penyuluhan.


BAB III
KERANGKA KONSEP


A.    Kerangka Konsep
Kanker adalah suatu kondisi ketika sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga menjadi pertummbuhannya tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parnceygma. Kanker payudara  ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker biasanya mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik T, 2005).
Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan sejak dini dengan cara melakukan sadari. Sadari merupakan salah satu cara pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan sendiri untuk mendeteksi adanya benjolan pada payudara secara rutin. Dengan cara berdiri di depan cermin dan melihat apakah ada tanda-tanda kelainan pada payudara, seperti terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Selain itu, sadari juga dapat dilakukan dalam posisi berbaring, dengan meraba bagian payudara menggunakan jari-jari tangan secara memutar searah jarum jam. Periksalah dan raba puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya jika payudara diraba dengan menggunakan telapak tangan, akan terasa kenyal dan mudah untuk digerakkan. Bila dalam payudara terdapat tumor, akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (Smart, 2010).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Effendy, 1998).
Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konsep pada penelitian ini secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Kerangka Konsep







Variabel Indipendent
 

Variabel Dependent
 





Penyuluhan Kesehatan
 
 



Rounded Rectangle: Tidak Tahu                                                                                                                


Yang diteliti
 
Keterangan :
Berpengaruh
 
                                                   :                               
                                                   :
B.     Hipotesa
Ha         : Ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang kanker payudara dengan sadari pada siswi SMA Negri 12 Padang tahun 2011.
Ho         : Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang kanker payudara dengan sadari pada siswi SMA Negri 12 Padang tahun 2011.


















BAB IV
METODE PENELITIAN


A.    Jenis Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pre test dan post test yaitu untuk membandingkan antara observasi pertama (pre test) dan observasi terakhir (post test) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen.

B.     Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 12 Padang. Waktu penelitian di rencanakan pada bulan April 2012.

C.    Populasi Dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang  mempunyai  kualitas dan karakteristik  tertentu  yang  ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan  kemudian  ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi SMA Negeri 12 Padang. Banyaknya populasi adalah 155 orang.


2.      Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1993).
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan dengan rumus :


 




n =          155
     (1+155) . (0,05)²
n =          155
     (156) . 0,0025
n =   155
       0,39
n = 397,4

Keterangan :
n          : Besar sampel
N         : Besar populasi
d          : Tingkat kepercayaan atau ketepatan (Notoatmodjo, 2003).

Dengan demikian sampel pada penelitian ini adalah 397 siswi SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.

D.    Sumber Data Penelitian
Data primer  didapatkan dengan cara melakukan penyuluhan dengan sadari ke responden (siswi) yang berada di wilayah SMA Negeri 12 Padang dengan  menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data tentang efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap peningkatan pengetahuan pada siswi SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.

E.     Definisi Operasional
No
Variabel
Defenisi
Alat Ukur
Cara Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
1.
Dependent
Pengetahuan
Segala sesuatu yang harus diketahui siswi tentang kanker payudara dengan sadari
Kuesioner


Angket







Tinggi :76-100%
Sedang :
60-75%
Rendah :
< 60%



Ordinal










KEGIATAN PENYULUHAN

A.    Pelaksanaan Kegiatan
1.    Topik              : Kanker payudara dengan pemeriksaan payudara  sendiri (sadari).
2.      Sasaran           : Semua siswi yang menjadi responden di SMA Negeri 12 Padang pukul 09.00 WIB.
3.      Metoda           : Ceramah dan tanya jawab.
4.      Media             :        -  Leaflet             - Cermin
-       LCD              - Phantom Payudara
-       Laptop           - Mikrofon
5.    Waktu dan Tempat
a.      Hari dan tanggal          : Sabtu,  23 April 2011
b.      Jam                              : 09.00 s.d 10.30 WIB
c.      Tempat                         : SMA Negeri 12 Padang

B.     Pengorganisasian
a.       Moderator                   : Muhammad Haris
b.      Presenter                     : Andrizal
c.       Observer                      :  1. Hendra
   2. Rahmat Raihan
d.      Fasilitator                    :  1. Yesika Sandra
   2. Novi Andreani
   3. Faza Aulia
   4. Wulan Putri
   5. Vivi Novita Sari
   6. Lusi Japratama Zainur
   7. Meliana Arisa
   8. Rayefsi Anggraini
   9. Erpendi
 10. Angga Harfiansah
 11. Osep Irawan
 12. Andri Angga Kusuma

C.         Pembagian Tugas
1.      Peran moderator
a.       Membuka dan menutup acara.
b.      Membuat aturan acara.
c.       Mengatur kelancaran acara.
d.      Mengingatkan presenter tentang waktu kegiatan.
e.       Mengkoordinir seluruh petugas yang terlibat pelaksanaan penyuluhan.
f.       Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan.
2.      Peran presenter
a.       Menyampaikan materi.
b.      Bersama leader bekerjasama dalam kelancaran acara.
c.       Menjawab pertanyaan.
3.     Peran obsever
a.     Mengamati kegiatan.
b.    Menilai dan mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta.
c.    Membuat laporan penyuluhan.
4.        Peran fasilitator
a.       Memotivasi  peserta untuk mengajukan pertanyaan.
b.      Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan.
c.       Membuat absensi.
d.      Memfasilitasi kegiatan.
5.        Peserta
a.       Berpartisipasi memberikan pertanyaan.

  1. Setting tempat
























































 










Keterangan :
O         :  Moderator                                        : Observer
O         :  Presenter                                          : Peserta
            :  Fasilitator
            
  1. Pelaksanaan
No
Waktu
Kegiatan
Mahasiswa
Peserta
1
15 menit
Pembukaan
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri

3.    Menjelaskan tujuan

4. Membuat kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan  memperhatikan
3. Mendengarkan dan memperhatikan
4. Menyetujui kontrak
2
30 menit
Pelaksanaan
1.    Mengkaji pengetahuan peserta tentang pengertian kanker payudara.
2.    Memberikan reinforcement positif  terhadap jawaban audien.
3.    Menjelaskan tentang pengertian kanker payudara.
4.    Menggali pengetahuan audien tentang penyebab kanker payudara.
5.    Memberi reinforcement positif pada audien atas pendapatnya.
6.    Menjelaskan tentang penyebab kanker payudara.
7.    Menggali pengetahuan audien tentang tanda dan gejala kanker payudara.
8.    Memberi reinforcement positif pada audien atas pendapatnya.
9.    Menjelaskan tentang tanda dan gejala kanker payudara.
10.      Menggali pengetahuan audien tentang pemeriksaan payudara sendiri.
11.      Memberi reinforcement positif atas pendapatnya.
12.      Memperagakan cara-cara memeriksa payudara sendiri.
13.      Meminta klien untuk memperagakan kembali cara-cara memeriksa payudara sendiri.
14.      Memberikan reinforcement positif pada audien.
15.      Memberikan kesempatan audien untuk bertanya.
16.      Memberi rreinforcement pada audien atas pertanyaanya.
17.      Menjawab pertanyaan audien
1. Mengemukakan pendapat.


2. Mendengarkan dan memperhatikan.

3. Mendengarkan dan memperhatikan.
4.  Mengemukakan pendapat.


5.  Mendengarakan dan memperhatikan.

6.  Mendengarkan dan memperhatikan.
7.  Mengemukakan pendapat.


8.  Mendengarkan dan memperhatikan.

9. Mendengarkan dan memperhatikan.
10.  Mengemukakan pendapat.



11.  Mendengarakan dan memperhatikan.
12.  Mendengarkan dan memperhatikan.

13.  Mendengarkan dan memperhatikan.


14.  Mendengarkan dan memperhatikan.

15.  Mendengarkan dan memperhatikan.
16.  Mendengarkan dan memperhatikan.

17.  Mendengarkan dan memperhatikan.
3
10 menit
Penutup
1.    Mengajukan pertanyaaan pada audien mengenai materi yang dibahas untuk mengevaluasi pemahaman audien.
2.    Menyimpulkan hasil penjelasan.
3.    Memberi salam penutup
1.    Menjawab pertanyaan




2.    Mendengarkan dan memperhatikan.
3.    Menjawab salam

F.     Kriteria Hasil Penyuluhan
1.      Evaluasi strukrtur
a.       Pengaturan tempat sesuai perencenaaan.
b.      Siswi hadir dalam penyuluhan.
c.       Tempat dan alat yang digunakan sesuai perencanaan.
2.      Evaluasi proses
a.       Siswi aktif dalam kegiatan penyuluhan.
b.      Siswi mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c.       Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.

3.      Evaluasi akhir
a.       Siswi mampu menyebutkan pengertian kanker payudara dengan bahasa sendiri.
b.      Siswi mampu menyebutkan penyebab dari kanker payudara dengan bahasa sendiri.
c.       Siswi mampu menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala dari kanker payudara dengan bahasa sendiri.
d.      Siswi mampu memperagakan cara-cara memeriksa payudara (sadari).

Menurut Brunner & Suddarth (2002) pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan   SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) :
1.      Langkah I
a.       Berdirilah didepan cermin.
b.      Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim.
c.       Perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau kulit mengelupas.
Dua tahap berikut ini dilakukan untuk memeriksa segala perubahan dalam kontur payudara anda. Ketika anda melakukannya, anda harus mampu untuk merasakan otot-otot anda yang menegang.
2.      Langkah II
a.       Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan anda di belakang kepala anda menekan dan tangan anda kearah depan.
b.      Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.

3.      Langkah III
a.       Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak membungkuk kearah cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda kearah depan.
b.      Perhatikan setiap perubahan kontur payudara anda.
Beberapa wanita melakukan bagian pemeriksaan berikut ketika sedang mandi dengan shower. Jari-jari anda akan meluncur dengan mudah diatas kulit yang bersabun, sehingga anda dapat berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap perubahan di dalam payudara.
4.      Langkah IV
a.       Angkat lengan kiri anda.
b.      Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati dan menyeluruh.
c.       Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar dari jari tangan anda dalam lingkaran kecil,  bergerak melingkar dengan lambat sekitar payudara.
d.      Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.
e.       Pastikan untuk melakukannya pada seluruh payudara.
f.       Beri perhatihan khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian bawah lengan itu sendiri.
g.      Rasakan adanya benjolan atau masa yang tidak lazim dibawah kulit.
5.      Langkah V
a.       Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
b.      Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi ketika anda sedang atau tidak melakukan SADARI  temuilah dokter anda.
c.       Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan anda

G.    Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul, data tersebut diolah dengan menggunakan rumus dan aturan yang sesuai dengan pendekatan desain yang digunakan sehingga diperoleh kesimpulan. Langkah analisa yang digunakan adalah analisa bivariat. Analisa menggunakan bantuan komputer yaitu dengan menggunakan komputerisasi. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut (Budiarto, 2002) :
a.       Pemeriksaan Data (Editing)
Semua kuesioner yang telah diisi diperiksa kembali semua jawaban kuesioner tersebut, apakah semua pertanyaan sudah terjawab dengan sempurna, kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas data, kebenaran data dan kelengkapan data agar dapat diproses lebih lanjut.
b.      Pengkodean Data (Coding)
Setelah kuesioner diperiksa maka masing-masing kuesioner diberi kode, dimana untuk variabel pengetahuan, apabila jawabannya benar diberi nilai 1, dan jawabanya salah diberi nilai 0.
c.       Memasukkan Data (Entry)
Memasukkan data yang telah diberikan kode ke dalam seperangkat alat berupa master tabel. Dalam pengisian disesuaikan dalam pengolahan data.
d.      Membersihkan Data (Cleaning)
Melakukan pengecekan dan membersihkan data kembali dari kelebihan-kelebihan saat memasukkan data ke dalam master table ke dalam master table misalnya pengecekan ulang ke kuesioner.

H.    Analisa Data
a.       Analisa univariat
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari setiap variabel yang akan diteliti meliputi variabel independent (pengetahuan) dan variabel dependent (penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari).
Kemudian data disajikan secara kategori dengan membuat distribusi frekuensi dari variabel independent dan variabel dependent.
-        Variabel Pengetahuan
Untuk pengetahuan siswi tentang kanker payudara, dibuat kunci jawaban pada setiap item pertanyaan, jawaban responden yang benar diberi nilai skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Jawaban yang benar dihitung frekuensi dan dilakukan perhitungan persentase dengan rumus dibawah ini :


 



Keterangan :
                           P                      : % (persentase)
                           F                      : jumlah alternatif jawaban yang benar
                           n                      : jumlah item pertanyaan
                           Tinggi              : 76 – 100%
                           Sedang             : 60 – 75%
                           Rendah            : < 60%
                           (Arikunto, 2002)

b.      Analisa bivariat
Bertujuan untuk mempelajari hubungan antara 2 variabel yaitu : variabel independent (pengetahuan) dengan variabel dependent (penyuluhan kesehatan kanker payudara dengan sadari).
Data diolah dengan menggunakan statistic Chi-Square untuk melihat hubungan variabel independent dengan variabel dependent.
Dengan rumus :
 
 


                       
Keterangan :
                               : Statistik Chi-Square
                        S          : Jumlah
O         : Observasi (nilai yang diamati)
                        E          : Expected (nilai yang diharapkan)
                                     

2 komentar:

  1. assalamu,alaikum,.,.,.,.

    leh tanya2 tentang materi di atas,.,.,.

    BalasHapus
  2. terimakasih atas artikelnya tapi alangkah baiknya bila diberi daftar pustaka :) terimakasih

    BalasHapus