BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kanker adalah suatu kondisi ketika sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga menjadi pertumbuhannya
tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan suatu
penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma. Kanker
payudara ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang telah tumbuh dalam
jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).
Kanker
payudara menempati urutan tertinggi keganasan pada wanita, sebesar 18 % dari
seluruh kanker pada wanita. Angka kejadian kanker payudara pada wanita sebesar
126 per 100.000 penduduk, sedangkan pada laki-laki 0,6 per 100.000 penduduk
(Bass et al., 2003).
Kanker
payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Setiap tahunnya, di
Amerika Serikat 44.000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di
Eropa lebih dari 165.000. Setelah
menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir
dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan. Statistik terakhir menunjukkan bahwa
risiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker payudara adalah 1 dari 8 wanita.
Risiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Sebagai contoh, risiko untuk
mengalami kanker payudara sampai 35 tahun adalah 1 dalam 622 ; risiko mengalami
kanker payudara sampai usia 60 adalah 1 dalam 24. Berdasarkan The American
Cancer Society, 183.400 kasus baru kanker payudara didiagnosa pada tahun
1995, dengan perkiraan 46.240 kematian. Wanita yang di diagnosa dengan kanker
payudara tahap awal mempunyai angka bertahan 5 tahun 93%. Sampai tahun 2000,
hampir 2 juta wanita di Amerika Serikat akan terkena kanker payudara, dengan
lebih dari 460.000 kematian akibat penyakit ini pada tahun 1990-an (Brunner
& Suddarth, 2002).
Insidensi
kanker payudara terbanyak terjadi di Asia pada etnik India di Singapore (34%),
disusul Hongkong (32,3%), sedangkan yang paling rendah pada ras India di Madras
(19,9%) (McPherson et al., 2000).
Menurut
data dari IARC (International Agency Research of Cancer) tahun 2001 oleh
Ferlay et al. cit Hisham and Yip (2004) mendapatkan insidensi kanker
payudara di Amerika Serikat 130, Inggris 116, Spanyol 74, Singapore 54, Jepang
48, Malaysia 35, Indonesia 22, China 17, dan India 16 per 100.000
penduduk.
Berdasarkan
data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kejadian kanker payudara
menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di
Indonesia 8.227 kasus (16,85%), disusul kanker leher rahim 5.786 kasus (11,78%).
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara;
sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan, kemungkinan kejadian
lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Meskipun belum ada penyebab
spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah
mengidentifikasikan sekelompok faktor risiko. Hal yang harus selalu diingat
adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai
faktor risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka.
Dengan demikian, semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara
selama masa kehidupan mereka. Faktor-faktor risiko mencakup : 1) riwayat
pribadi tentang kanker payudara. 2) adik perempuan atau anak perempuan yang
mengalami kanker payudara. 3) menarke dini–sebelum usia 12 tahun. 4) tidak
mempunyai anak atau mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun. 5) menopause
yang terjadi setelah usia 50 tahun. 6) riwayat penyakit payudara jinak. 7)
pemajanan terhadap radiasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun. 8)
obesitas. 9) kontraseptif oral. 10) terapi penggantian hormone. 11) masukkan
alkohol setiap hari (Brunner & Suddarth, 2002).
Menurut Brunner & Suddarth (2002) kanker payudara
dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada
kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker
payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya, lesi tidak terasa
nyeri, terfiksasi, dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri
yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi
biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas
pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus
yang lebih lanjut.
Terbukti
95% wanita
yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara
dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis. Sehingga, di
anjurkan agar para wanita
melakukan “SADARI”
(pemeriksaan payudara
sendiri) saat menstruasi
– pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid,
secara rutin untuk mendeteksi benjolan
pada payudara.
Sadari
merupakan salah satu cara pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan sendiri
untuk mendeteksi adanya benjolan pada payudara secara rutin. Dengan cara
berdiri di depan cermin dan melihat apakah ada tanda-tanda kelainan pada
payudara, seperti terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke
dalam. Selain itu, sadari juga dapat dilakukan dalam posisi berbaring, dengan
meraba bagian payudara menggunakan jari-jari tangan secara memutar searah jarum
jam. Periksalah dan raba puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya jika payudara
diraba dengan menggunakan telapak tangan, akan terasa kenyal dan mudah untuk
digerakkan. Bila dalam payudara terdapat tumor, akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (Smart, 2010).
Menurut
Brunner & Suddarth (2002) penganjur pemeriksaan payudara sendiri
beragumentasi bahwa sebagian besar lesi dapat terdeteksi secara mandiri,
sehingga membuat sadari penting untuk mendeteksi kanker secara dini. Sadari
dapat diajarkan kepada dan dipraktekkan oleh semua wanita. Perawat berperan
dalam menginformasikan dan member pengajaran pada semua wanita tentang
keuntungan sadari secara teratur dan pentingnya mencari bantuan medis segera
ketika ditemukan benjolan.
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap
peningkatan pengetahuan pada siswi di SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, masih tingginya jumlah angka kematian akibat kanker
payudara dan jumlah penderita kanker payudara yang tidak melakukan upaya
pencegahan kanker payudara dengan sadari. Berdasarkan survey awal diketahui 95%
wanita
yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara
dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah dilakukannya sadari. Maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada efektifitas penyuluhan
kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap peningkatan
pengetahuan pada siswi di SMA Negeri 12 Padang tahun 2011”.
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Diketahuinya efektifitas penyuluhan
kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap peningkatan
pengetahuan pada siswi SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.
2. Tujuan
Khusus
1. Diketahuinya
tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sebelum dilakukan penyuluhan
kanker payudara dengan sadari.
2. Diketahuinya
tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sesudah dilakukan penyuluhan
kanker payudara dengan sadari.
3. Diketahuinya
perbedaan tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan kanker payudara dengan sadari.
D. Manfaat
Penelitian
1. Ilmu
Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan
sebagai bahan pembelajaran lebih rinci
mengenai teori-teori dari penyakit kanker payudara khususnya dalam mata kuliah
Keperawatan Maternitas di STIKes Mercubaktijaya Padang.
2. Responden
Hasil penelitian ini diharapkan
sebagai motivasi, agar responden secara rutin melakukan sadari sedini mungkin
untuk mencegah terjadinya kanker payudara dan memberi pengajaran tentang
keuntungan sadari secara teratur serta pentingnya mencari bantuan medis segera
ketika ditemukan benjolan.
3. Peneliti
Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan
sebagai acuan untuk bahan penelitian selanjutnya dalam program upaya pencegahan
kanker payudara khususnya sadari di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker
Payudara
1. Definisi
Kanker adalah suatu kondisi ketika sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga menjadi pertumbuhannya
tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan suatu
penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma. Kanker
payudara ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang telah tumbuh dalam
jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).
Kanker payudara adalah sekelompok
sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya
sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak
dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening
(limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik T, 2005).
2. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik
dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan,
kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Meskipun
belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah
mengidentifikasikan sekelompok faktor risiko. Hal yang harus selalu diingat
adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai
faktor risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka.
Dengan demikian, semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara
selama masa kehidupan mereka. Faktor-faktor risiko kanker payudara mencakup :
1) Riwayat
pribadi tentang kanker payudara. Risiko mengalami kanker payudara pada payudara
sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun.
2) Anak
perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
sebelum berusia 60 tahun; risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara
terjadi pada dua orang saudara langsung.
3) Menarke
dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum
usia 12 tahun.
4) Nulipara
dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai
anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk
mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama
mereka pada usia sebelum 20 tahun.
5) Menopause
pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko untuk
mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani
ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya.
6) Riwayat
penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai
perubahan epitel proliferatif mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami
kanker payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai risiko empat kali
lipat untuk mengalami penyakit ini.
7) Pemajanan
terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
berisiko hampir dua kali lipat.
8) Obesitas.
Risiko terendah diantara wanita pascamenopause. Bagaimanapun, wanita gemuk yang
didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang paling
sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
9) Kontraseptif
oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami
kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun lebih cepat setelah
penghentian medikasi.
10) Terapi
penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen
suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15
tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan progesterone
terhadap penggantian esterogen meningkatkan insidens kanker endometrium, hal
ini tidak menurunkan risiko kanker payudara.
11) Masukkan
alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi
alkohol bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Risikonya dua kali lipat
di antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Beberapa temuan riset
menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk mengalami
kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya (Brunner & Suddarth, 2002).
3. Anatomi
Fisiologi
Payudara adalah dua kelnjar yang
menyekresi susu dan merupakan organ tambahan pada system reproduksi wanita.
Pada laki-laki, bentuk payudara tidak sempurna. Payudara terletak di bagian
depan torak dan ukurannya bervariasi, berbentuk melingkar dan cembung ke depan.
Pada bagian tengah permukaannya terdapat puting, yang dalam kondisi normal,
warnanya sama dengan warna kulit. Puting berwarna merah muda pada anak gadis,
namun akan mengalami pigmentasi setelah kehamilan pertama.
Payudara mengandung kelenjar sakular
dengan duktus-duktusnya berkumpul pada puting dan bermuara pada permukaan dalam
jumlah besar. Jaringan kelenjarnya sama dengan jaringan kelenjar sebasea,
tetapi jauh lebih berkembang dan menghasilkan susu dari sebum. Kelenjar dibagi
menjadi lobus yang dipisahkan oleh jaringan fibrosa, yang menyebabkan
pengeluaran abses di payudara menjadi sulit. Lobus dibagi lagi menjadi lobulus.
Payudara berkembang pada pubertas
di bawah pengaruh hormon dan perkembangan selanjutnya terjadi selama masa hamil
sebagai hasil dari hormon kenjar hipofisis dan ovarium. Cairan, yang dikenal
sebagai kolostrum, disekresi dalam jumlah kecil oleh kelenjar selama masa hamil
dan saat bayi lahir, tetapi susu yang sebenarnya belum disekresi sampai hari
ketiga masa nifas atau sampai periode istirahat (lying-in) (Watson,
2002).
4. Patofisiologi
Kanker payudara bukanlah
satu-satunya penyakit, tergantung pada jaringan payudara yang terkena,
ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas
sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause
(postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai
penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen
dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen,
dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jaringan
payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen
Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker
payudara hormon dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormon
treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy) (Smeltzer,
dkk, 2002).
5. Manifestasi
Klinis
Kanker payudara dapat terjadi di bagian
mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar
dan sebagian besar pada jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum
terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya, lesi tidak terasa nyeri,
terfiksasi dan keras dengan batas tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar
pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya berhubungan
dengan penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian yang
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara ada kasus yang lebih lanjut
(Brunner & Suddarth, 2002).
Sedangkan menurut Smart (2010)
untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda kanker payudara, dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain :
1. Terdapat
sebuah benjolan yang biasanya diarasakan berbeda dari jaringan yang ada pada
payudara dan sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya
juga memiliki bentuk pinggiran yang tidak teratur.
2. Pada
penderita kanker payudara yang masih pada tahap awal, benjolan yang ada bisa
digerakan dan juga dapat didorong dengan jari tangan. Namun, pada stadium
lanjut, biasanya melekat pada dinding dada atau pada kulit sekitarnya. Untuk
stadium lanjut ini, benjolan yang ada bisa membengkak dan juga terdapat borok
pada kulit.
3. Gejala
lain yang mungkin dapat ditemukan adalah adanya benjolan atau massa di ketiak
penderita, perubahan bentuk dan ukuran penderita, serta keluarnya cairan yang
abnormal dari puting susu (berdarah, atau berwarna kuning, hijau atau mungkin
bernanah).
4. Perubahan
pada tekstur dan warna pada kulit di sekitar payudara.
5. Payudara
tampak berwarna kemerahan.
6. Kulit
disekitar payudara bersisik.
7. Puting
susu tertarik kedalam dan terasa gatal.
8. Nyeri
pada payudara atau pembengkakkan pada salah satu payudara.
Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri
pada tulang, penderita mengalami penurunan berat badan, dan pembengkakkan
lengan, ulsurasi kulit.
6. Pentahapan
Kanker Payudara
Menurut Brunner & Suddarth (2002)
pentahapan mencakup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada
keluasan penyakit. Pentahapan patologi didasarkan pada histologi memberikan
prognosis yang lebih akurat. Berikut adalah tahap-tahap yang penting :
a. Tahap
I
Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak
mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastatis.
b. Tahap
II
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi
kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan
tidak terdeteksi adanya metastatis.
c. Tahap
III
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau
tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus
limfe terfiksasi positif dalam area klavikular, dan tanpa bukti adanya
metastatis.
d. Tahap
IV
Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan
nodus limfe normal atau kankerosa, dan adanya metastatis jauh.
7. Tipe
Kanker Payudara
Melalui pemeriksaan yang disebut
mammogram tipe dari kanker payudara dapat dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu
:
a) Kanker
Payudara Non-invasif
Kanker payudara non-invasif adalah kanker yang
tejadi pada kantung susu (penghubung antara alveolus [kelenjer yang memproduksi
air susu] dan pada puting payudara). Kanker payudara jenis ini dalam istilah
kedokteran disebut dengan “ductal carcinoma insitu“ (DCIS). Jika
penderita masih dalam tahap ini, itu berarti kanker tersebut belum tersebar
keseluruh bagian tubuh dan keluar bagian jaringan kantung susu.
b) Kanker
Payudara Invasif
Kanker payudara invasif adalah suatu kanker yang
sudah mulai menyebar keluar bagian kantung susu dan sudah menyerang ke bagian sekitarnya,
bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) ke bagian tubuh lainnya seperti
kelenjer limpa dan lainnya melalui peredaran darah (Smart, 2010).
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth
(2002), tipe kanker payudara sebagai berikut :
a) Karsinoma
Duktal Menginfiltrasi
Adalah kanker ini sangat jelas karena keras saat
dipalpasi. Kanker jenis ini biasanya bermetastase ke nodus aksila. Prognosisnya
lebih buruk dibandingkan dengan tipe lainnya.
b) Karsinoma
Lobular Menginfiltrasi
Karsinoma ini jarang terjadi, merupakan 5% - 10%
kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang
tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi.
Tipe ini lebih multisentris, dengan demikian, dapat terjadi penebalan beberapa
area pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan
lobular menginfiltrasi mempunyai keterlibatan nodus aksilar yang serupa,
meskipun tempat metastatisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke
tulang, paru, hepar atau otak, sementara karsinoma lobular biasanya
bermetastatis ke permukaan meningeal atau tempat-tempat tidak lazim lainnya.
c) Karsinoma
Medular
Karsinoma ini menempati sekitar 6 % dari kanker
payudara dan tumbuh dalam kapsul duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar
tetapi meluas dengan lambat, sehingga prognosisnya seringkali lebih baik.
d) Kanker
Musinus
Kanker ini menempati sekitar 3% dari kanker
payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat; sehingga kanker ini
mempunyai prognosis lebih baik dari lainnya.
e) Kanker
Duktar Tubular
Kanker ini jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari kanker. Karena
metastase aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisnya sangat
baik.
f) Karsinoma
Inflamatori
Adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% - 2%) dan
kemudian menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor
setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secara abnormal keras dan
membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi udema dan
retraksi puting susu.
8. Pencegahan
Menurut Brunner & Suddarth
(2002) pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan sadari :
1. Langkah
I
a. Berdirilah
didepan cermin.
b. Periksa
payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim.
c. Perhatikan
adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau kulit mengelupas.
Dua tahap berikut ini dilakukan untuk
memeriksa segala perubahan dalam kontur payudara anda. Ketika anda
melakukannya, anda harus mampu untuk merasakan otot-otot anda yang menegang.
2. Langkah
II
a. Perhatikan
dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan anda di belakang kepala
anda menekan dan tangan anda kearah depan.
b. Perhatikan
setiap perubahan kontur dari payudara anda.
3. Langkah
III
a. Selanjutnya
tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak membungkuk kearah
cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda kearah depan.
b. Perhatikan
setiap perubahan kontur payudara anda.
Beberapa wanita melakukan bagian
pemeriksaan berikut ketika sedang mandi dengan shower. Jari-jari anda akan
meluncur dengan mudah diatas kulit yang bersabun, sehingga anda dapat
berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap perubahan di dalam payudara.
4. Langkah
IV
a. Angkat
lengan kiri anda.
b. Gunakan
3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat,
hati-hati dan menyeluruh.
c. Mulailah
pada tepi terluar, tekan bagian datar dari jari tangan anda dalam lingkaran
kecil, bergerak melingkar dengan lambat
sekitar payudara.
d. Secara
bertahap lakukan ke arah puting susu.
e. Pastikan
untuk melakukannya pada seluruh payudara.
f. Beri
perhatihan khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian
bawah lengan itu sendiri.
g. Rasakan
adanya benjolan atau masa yang tidak lazim dibawah kulit.
5. Langkah
V
a. Dengan
perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
b. Jika
anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi ketika
anda sedang atau tidak melakukan SADARI
temuilah dokter anda.
c. Ulangi
pemeriksaan pada payudara kanan anda.
6. Langkah
VI
a. Langkah
4 dan 5 harus diulangi dengan posisi berbaring.
b. Berbaringlah
mendatar telentang dengan tangan kiri anda dibawah kepala anda dan sebuah batal
atau handuk yang dilipat dibawah bahu kiri anda (posisi ini akan mendatarkan
payudara anda dan memudahkan anda untuk memeriksanya).
c. Gunakan
gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas.
d. Ulangi
pada payudara kanan anda.
9. Pengobatan
Menurut Smart (2010) penanganan dan
pengobatan kanker payudara tergantung pada tipe dan stadium dari kanker
tersebut. Umumnya, seseorang akan diketahui jika dirinya telah terkena kanker
payudara setelah menginjak stadium lanjut dan sudah cukup parah. Ada beberapa
cara untuk mengatasi dan mengobati diri dari kanker payudara, antara lain :
1. Pemeriksaan
Mamograf
Pemeriksaan mamograf adalah suatu pemeriksaan
payudara dengan menggunakan alat rongten dan merupakan suatu cara pemeriksaan
yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memerlukan waktu sekitar 5-10 menit
saja. Saat yang dianjurkan untuk melakukan tes mamograf ini adalah saat sesudah
anda mengalami menstruasi, yaitu sekitar seminggu setelah anda mengalami
menstruasi. Wanita yang wajib melakukan tes mamograf adalah :
a. Wanita
yang telah berumur lebih dari 50 tahun.
b. Wanita
yang ibu atau saudara perempuanya pernah menderita kanker payudara.
c. Wanita
yang pernah menjalani pengangkatan pada salah satu payudaranya. Wanita yang dalam
golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat dari dokter.
d. Wanita
yang belum pernah mengalami anak. Ternyata, pada golongan ini sering dijuimpai
serangan kanker payudara.
2. Operasi
(Lumpectomy)
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengobati atau
menangani kanker payudara ini adalah dengan melakukan operasi kecil untuk
mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan tersebut. Jaringan tersebut
kemudian akan diperiksa melalui mikroskop di laboratorium patologi anatomi.
Bila sudah diketahui dan dipastikan bahwa benjolan tersebut adalah kanker
payudara, payudara anda harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran
kebagian tubuh yang lain. Istilah lain dari ini adalah Lumpectomy atau
pengangkatan benjolan. Biasanya, pengangkatan ini disertai dengan sedikit
(sangat minimal) jaringan yang sehat. Dengan cara ini, diharapkan jaringan yang
tersisa dan masih sehat akan dapat membentuk kembali payudara secara alami.
3. Masektomi
Radikal
Masektomi radikal adalah operasi pengangkatan
seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan yang berada pada sekitar ketiak. Pengangkatan ini dilakukan
pada sebagian atau seluruh payudara, termasuk otot dada dibawah payudara untuk
mencegah penyebaran kanker payudara ini agar tidak menjalar ke organ yang
lainnya.
4. Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu terapi yang diberikan dengan
obat-obatan tertentu yang sangat kuat efeknya (antikanker).terapi ini bisa
diberikan melalui mulut atau berupa suntikan pada pembuluh darah. Pengobatan
ini harus diberikan secara berulang-ulang dengan siklus yang berlangsung antara
tiga sampai enam bulan. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan
kanker yang kemungkinan telah menyebar ke tubuh lainnya. Dampak kemoterapi ini
pasien akan mengalami mual dan muntah serta akan mengalami kerontokan pada
rambut karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
5. Terapi
Hormon
Terapi hormon, juga bisa disebut dengan “theraphy
anti-estrogen” adalah suatu sistem yang fungsinya mengeblok kemampuan
hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker payudara. Metode
ini juga berfungsi untuk menghambat laju perkembangan sel kanker pada payudara.
6. Terapi
Radiasi (penyinaran atau radiasi)
Terapi radiasi adalah proses penyinaran pada daerah
yang terkena kanker dengan menggunakan sunar X dan sinar gamma. Pengobatan ini
biasanya diberikan kepada pasien bersamaan dengan lumpectomy dan masektomi.
Fungsi terapi ini adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker agar tidak merambat
ke bagian tubuh yang tidak terinfeksi. Proses penyinaran atau radioterapi
memiliki efek yang tidak baik untuk tubuh, seperti nafsu makan yang berkurang,
badan menjadi lemah, warna sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
7. Pengobatan
Herciptin
Pengobatan ini adalah terapi biologis yang dikenal
efektif melawan HR2-positif pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium
II, III, dan IV dengan penyebarannya.
8. Masektomi
total
Masektomi total adalah operasi dengan mengangkat
seluruh payudara saja dan bukan kelenjar ketiak.
B. Pengetahuan
I.
Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (1997) bahwa
pengetahuan mempengaruhi perilaku dan sikap. Perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan tidak akan berlangsung lama begitupun sebaliknya, perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan berlangsung lama. Sikap yang utuh dipengaruhi
oleh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi.
Penelitian Rogers (1974) dalam
Notoatmodjo (1997) mengungkapkan bahwa seseorang sebelum mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru), didalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang
berurutan yakni :
a. Kesadaran
(awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Merasa
tertarik (internest), yakni orang mulai tertarik terhadap stimulus.
c. Menimbang-nimbang
(evaluation) baik dan tindakannya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Mencoba
(trial), dimana subjek atau orang mulai mencoba melakukan sesuatu perilaku
baru.
e. Penyatuan
(adoption), dimana subjek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, sikapnya terhadap stimulus.
II.
Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan dapat
dikategorikan ke dalam tingkatan sebagai berikut :
a. Tinggi
Tingkat pengetahuan tinggi diartikan apabila seseorang mampu
mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa (menyebarkan) dan menghubungkan satu materi dengan materi
yang lain serta kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek.
Pengetahuan tinggi apabila nilai 76-100%.
b. Sedang
Pengetahuan sedang diartikan apabila individu kurang
mampu untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa, menghubungkan
antara suatu materi dengan materi yang lain, serta kurangnya melakukan
penilaian terhadap suatu objek. Pengetahuan sedang apabila nilai 60-70%.
c. Rendah
Pengetahuan rendah diartikan apabila individu tidak mampu
untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa, mensintesis dan
mengevaluasi suatu materi atau objek lain. Pengetahuan rendah apabila nilai
< 60%
(Notoadmodjo, 2002).
III.
Pubertas
Pubertas adalah
awal masa remaja, yaitu masa yang dapat dikenal dari perubahan-perubahan pada
tubuh seseorang yang mencolok, seperti bertambah tinggi badan yang berlansung
relatif cepat dan mulai tumbuh bulu diberbagai tempat tubuh misalnya :
disekitar kemaluan (Koesnadi, 1992).
Masa pubertas
adalah masa dimana seseorang anak tidak lagi hanya bersifat relatif, tapi anak
mulai aktif mencapai kegiatan dalam, rangka menemukan dirinya
(akunya), serta mencari pedoman hidup, untuk bekal
kehidupannya mendatang (Abu Ahmidi, 1991).
Dalam berbagai
literatur, anak pubertas adalah sekelompok anak yang masuk pada usia remaja dan
pubertas berada dalam usia remaja. Pubertas adalah masa yang khusus dimana
seseorang anak merasakan adanya kebutuhan yang sangat kuat pada lawan jenis
atau keinginan bercinta begitu mendalam (Abu Al-ghifari, 2001).
Tanda-tanda fisik
pubertas. Perubahan
fisik yang dapat dilihat pada tubuh remaja itu adalah akibat dari mulai
aktifnya kelenjar-kelenjar kelamin pada diri remaja dan dimulainya diproduksi
zat-zat hormon seks. Tanda-tanda fisik pubertas pada remaja dijelaskan
berdasarkan jenis kelamin remja tersebut.
1) Pada wanita
a. Pada seorang wanita kelenjer kelamin adalah indung telur
atau ovarium yang terdapat dua buah dan berada dalam rongga
perut disekitar kanan kiri dari rahim (uterus).
b. Tinggi badan cepat meningkat (pertumbuhan tulang panjang
cepat).
c. Penumpukan jaringan lemak pada daerah tertentu seperti
pada dada dan panggul.
d. Pertumbuhan otot-otot pada wanita ukuran pundak makin
lapang.
C. Penyuluhan
Kesehatan
I.
Definisi
Penyuluhan kesehatan adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).
Pendidikan kesehatan adalah suatu
proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan
kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan
kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus
dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya
merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang
didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek
baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
II.
Tujuan Penyuluhan
Tujuan pendidikan kesehatan menurut Effendy (2002)
sebagai berikut :
1. Tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Terbentuknya
perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Menurut WHO tujuan penyuluhan
kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam
bidang kesehatan (Effendy, 1998).
III.
Faktor-Faktor Yang
Perlu Diperhatikan Dalam Penyuluhan
Faktor yang perlu diperhatikan
terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :
1. Tingkat
pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang
didapatnya.
2. Tingkat
sosial ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah
pula dalam menerima informasi baru.
3. Adat
istiadat. Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan
hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai
dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4. Kepercayaan
masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
orang–orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat
dengan penyampai informasi.
5. Ketersediaan
waktu di masyarakat. Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat
aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan.
IV.
Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2002) metode
yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah :
1. Metode
ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga
memperoleh informasi tentang kesehatan.
2. Metode
diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan
tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan
seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode
curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota
mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh peserta,
dan evaluasi atas pendapat tadi dilakukan kemudian.
4. Metode
panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau
peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan
seorang pemimpin.
5. Metode
bermain peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan
tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai
sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode
demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur
tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan
bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat
peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar
jumlahnya.
7. Metode
simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang
dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8. Metode
seminar adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas
suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.
V.
Media Penyuluhan
Media penyuluhan kesehatan adalah
media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang
dituju.
Menurut Notoatmodjo (2005), media
penyuluhan didasarkan cara produksinya dikelompokkan menjadi :
1. Media
cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak
terdiri dari :
a. Booklet
adalah suatu media untuk menyampaikan
pesan kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar.
b. Leaflet
adalah suatu bentuk penyampaian
informasi melalui lembar yang dilipat. Isi informasi dapat berupa
kalimat maupun gambar.
c. Selebaran
adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun kombinasi.
d. Flip
chart adalah media penyampaian pesan atau
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya
berisi pesan yang berkaitan dengan gambar tersebut.
e. Rubrik
atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah kesehatan.
f. Poster
adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel di
tempat umum.
g. Foto
yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member informasi dan
menghibur.
2. Media
elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam media
elektronik :
a. Televisi
b. Radio
c. Video
d. Slide
e. Film
3. Luar
ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan secara umum
melalui media cetak dan elektronika secara statis, misal :
a. Pameran
b. Banner
c. TV
layar lebar
d. Spanduk
e. Papan
reklame
VI.
Langkah Penyuluhan
Menurut Effendy (1998) dalam
melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan
penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
sebagai berikut :
1. Mengkaji
kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Menetapkan
masalah kesehatan masyarakat.
3. Memprioritaskan
masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat.
4. Menyusun
perencanaan penyuluhan
a) Menetapkan
tujuan.
b) Penentuan
sasaran.
c) Menyusun
materi atau isi penyuluhan.
d) Memilih
metoda yang tepat.
e) Menentukan
jenis alat peraga yang akan digunakan.
f) Penentuan
kriteria evaluasi.
g) Pelaksanaan
penyuluhan.
h) Penilaian
hasil penyuluhan.
i)
Tindak lanjut dari
penyuluhan.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka
Konsep
Kanker
adalah suatu kondisi ketika sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya sehingga menjadi pertummbuhannya tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma
Mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok
parnceygma. Kanker payudara ini
merupakan salah satu jenis tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara.
Kanker biasanya mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak,
maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).
Kanker
payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara.
Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada
kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu
sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit (Erik T, 2005).
Pencegahan
kanker payudara dapat dilakukan sejak dini dengan cara melakukan sadari. Sadari
merupakan salah satu cara pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan sendiri
untuk mendeteksi adanya benjolan pada payudara secara rutin. Dengan cara
berdiri di depan cermin dan melihat apakah ada tanda-tanda kelainan pada
payudara, seperti terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke
dalam. Selain itu, sadari juga dapat dilakukan dalam posisi berbaring, dengan
meraba bagian payudara menggunakan jari-jari tangan secara memutar searah jarum
jam. Periksalah dan raba puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya jika payudara
diraba dengan menggunakan telapak tangan, akan terasa kenyal dan mudah untuk
digerakkan. Bila dalam payudara terdapat tumor, akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (Smart, 2010).
Pengetahuan
adalah merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Penyuluhan
kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Effendy, 1998).
Berdasarkan
hal tersebut maka kerangka konsep pada penelitian ini secara skematis dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kerangka
Konsep
|
|
|||||
|
|
|
:
B. Hipotesa
Ha : Ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang
kanker payudara dengan sadari pada siswi SMA Negri 12 Padang tahun 2011.
Ho : Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan
tentang kanker payudara dengan sadari pada siswi SMA Negri 12 Padang tahun 2011.
BAB
IV
METODE
PENELITIAN
A. Jenis
Dan Desain Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Desain yang digunakan
pada penelitian ini adalah pre test dan post test yaitu untuk membandingkan
antara observasi pertama (pre test) dan
observasi terakhir (post test) yang
memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah adanya
eksperimen.
B. Tempat
Dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SMA Negeri 12 Padang. Waktu penelitian di rencanakan pada
bulan April 2012.
C. Populasi
Dan Sampel
1. Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswi SMA Negeri 12 Padang. Banyaknya populasi
adalah 155 orang.
2. Sampel
Sampel
penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1993).
Besar sampel
dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan dengan rumus :
n = 155
(1+155) . (0,05)²
n = 155
(156) . 0,0025
n = 155
0,39
n = 397,4
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayaan
atau ketepatan (Notoatmodjo, 2003).
Dengan demikian sampel pada
penelitian ini adalah 397 siswi SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.
D. Sumber
Data Penelitian
Data
primer didapatkan dengan cara melakukan penyuluhan
dengan sadari ke responden (siswi) yang berada di wilayah SMA Negeri 12 Padang
dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan
data tentang efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan
sadari terhadap peningkatan pengetahuan pada siswi SMA Negeri 12 Padang tahun
2011.
E. Definisi
Operasional
No
|
Variabel
|
Defenisi
|
Alat
Ukur
|
Cara
Ukur
|
Skala
Ukur
|
Hasil
Ukur
|
1.
|
Dependent
Pengetahuan
|
Segala sesuatu yang
harus diketahui siswi tentang kanker payudara dengan sadari
|
Kuesioner
|
Angket
|
Tinggi :76-100%
Sedang :
60-75%
Rendah :
< 60%
|
Ordinal
|
KEGIATAN
PENYULUHAN
A.
Pelaksanaan
Kegiatan
1. Topik : Kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri
(sadari).
2. Sasaran : Semua siswi yang menjadi responden di SMA Negeri 12 Padang pukul 09.00 WIB.
3. Metoda : Ceramah dan tanya jawab.
4. Media : - Leaflet - Cermin
- LCD
- Phantom Payudara
- Laptop - Mikrofon
5. Waktu
dan Tempat
a. Hari
dan tanggal : Sabtu, 23
April 2011
b. Jam : 09.00 s.d 10.30 WIB
c. Tempat : SMA Negeri 12 Padang
B. Pengorganisasian
a. Moderator : Muhammad Haris
b. Presenter : Andrizal
c. Observer : 1. Hendra
2. Rahmat Raihan
d. Fasilitator : 1. Yesika
Sandra
2. Novi Andreani
3. Faza Aulia
4. Wulan Putri
5. Vivi Novita
Sari
6. Lusi
Japratama Zainur
7.
Meliana Arisa
8. Rayefsi
Anggraini
9.
Erpendi
10. Angga
Harfiansah
11.
Osep Irawan
12.
Andri Angga Kusuma
C.
Pembagian Tugas
1. Peran
moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Membuat aturan acara.
c. Mengatur kelancaran acara.
d. Mengingatkan
presenter tentang waktu kegiatan.
e. Mengkoordinir seluruh petugas yang terlibat pelaksanaan penyuluhan.
f. Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan.
2. Peran
presenter
a. Menyampaikan materi.
b. Bersama
leader bekerjasama dalam kelancaran acara.
c. Menjawab pertanyaan.
3. Peran obsever
a. Mengamati kegiatan.
b. Menilai dan mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta.
c. Membuat laporan penyuluhan.
4.
Peran fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan.
b. Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan.
c. Membuat
absensi.
d. Memfasilitasi kegiatan.
5.
Peserta
a.
Berpartisipasi memberikan pertanyaan.
- Setting tempat
Keterangan :
O : Moderator :
Observer
O :
Presenter :
Peserta
- Pelaksanaan
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Mahasiswa
|
Peserta
|
1
|
15 menit
|
Pembukaan
|
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3.
Menjelaskan tujuan
4. Membuat kontrak waktu
|
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan memperhatikan
3. Mendengarkan dan memperhatikan
4. Menyetujui kontrak
|
2
|
30 menit
|
Pelaksanaan
|
1.
Mengkaji pengetahuan peserta tentang pengertian kanker payudara.
2.
Memberikan reinforcement positif
terhadap jawaban audien.
3.
Menjelaskan tentang pengertian kanker payudara.
4.
Menggali pengetahuan audien tentang penyebab kanker payudara.
5.
Memberi reinforcement positif pada audien atas pendapatnya.
6.
Menjelaskan tentang penyebab kanker payudara.
7.
Menggali pengetahuan audien tentang tanda dan gejala kanker payudara.
8.
Memberi reinforcement positif pada audien atas pendapatnya.
9.
Menjelaskan tentang tanda dan gejala kanker payudara.
10.
Menggali pengetahuan audien tentang pemeriksaan
payudara sendiri.
11.
Memberi reinforcement positif atas pendapatnya.
12.
Memperagakan cara-cara memeriksa payudara sendiri.
13.
Meminta klien untuk memperagakan kembali cara-cara memeriksa payudara
sendiri.
14.
Memberikan reinforcement positif pada audien.
15.
Memberikan kesempatan audien untuk bertanya.
16.
Memberi rreinforcement pada audien atas pertanyaanya.
17.
Menjawab pertanyaan audien
|
1. Mengemukakan pendapat.
2. Mendengarkan dan memperhatikan.
3. Mendengarkan dan memperhatikan.
4. Mengemukakan pendapat.
5. Mendengarakan dan memperhatikan.
6. Mendengarkan dan memperhatikan.
7. Mengemukakan pendapat.
8. Mendengarkan dan memperhatikan.
9. Mendengarkan dan memperhatikan.
10. Mengemukakan pendapat.
11. Mendengarakan dan memperhatikan.
12. Mendengarkan dan memperhatikan.
13. Mendengarkan dan memperhatikan.
14. Mendengarkan dan memperhatikan.
15. Mendengarkan dan memperhatikan.
16. Mendengarkan dan memperhatikan.
17. Mendengarkan dan memperhatikan.
|
3
|
10 menit
|
Penutup
|
1.
Mengajukan pertanyaaan pada audien mengenai materi yang dibahas untuk
mengevaluasi pemahaman audien.
2.
Menyimpulkan hasil penjelasan.
3.
Memberi salam penutup
|
1.
Menjawab pertanyaan
2.
Mendengarkan dan memperhatikan.
3.
Menjawab salam
|
F.
Kriteria Hasil Penyuluhan
1. Evaluasi strukrtur
a. Pengaturan tempat sesuai perencenaaan.
b. Siswi hadir dalam penyuluhan.
c. Tempat dan alat yang digunakan sesuai perencanaan.
2. Evaluasi
proses
a. Siswi aktif dalam kegiatan penyuluhan.
b. Siswi mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.
3. Evaluasi akhir
a. Siswi mampu menyebutkan pengertian kanker payudara dengan
bahasa sendiri.
b. Siswi mampu menyebutkan penyebab dari kanker payudara
dengan bahasa sendiri.
c. Siswi mampu menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala dari
kanker payudara dengan bahasa sendiri.
d. Siswi mampu memperagakan cara-cara memeriksa payudara (sadari).
Menurut Brunner & Suddarth (2002)
pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) :
1. Langkah
I
a. Berdirilah
didepan cermin.
b. Periksa
payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim.
c. Perhatikan
adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau kulit mengelupas.
Dua tahap berikut ini dilakukan
untuk memeriksa segala perubahan dalam kontur payudara anda. Ketika anda
melakukannya, anda harus mampu untuk merasakan otot-otot anda yang menegang.
2. Langkah
II
a. Perhatikan
dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan anda di belakang kepala
anda menekan dan tangan anda kearah depan.
b. Perhatikan
setiap perubahan kontur dari payudara anda.
3. Langkah
III
a. Selanjutnya
tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak membungkuk kearah
cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda kearah depan.
b. Perhatikan
setiap perubahan kontur payudara anda.
Beberapa wanita melakukan bagian
pemeriksaan berikut ketika sedang mandi dengan shower. Jari-jari anda akan
meluncur dengan mudah diatas kulit yang bersabun, sehingga anda dapat
berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap perubahan di dalam payudara.
4. Langkah
IV
a. Angkat
lengan kiri anda.
b. Gunakan
3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat,
hati-hati dan menyeluruh.
c. Mulailah
pada tepi terluar, tekan bagian datar dari jari tangan anda dalam lingkaran
kecil, bergerak melingkar dengan lambat
sekitar payudara.
d. Secara
bertahap lakukan ke arah puting susu.
e. Pastikan
untuk melakukannya pada seluruh payudara.
f. Beri
perhatihan khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk
bagian bawah lengan itu sendiri.
g. Rasakan
adanya benjolan atau masa yang tidak lazim dibawah kulit.
5. Langkah
V
a. Dengan
perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
b. Jika
anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi ketika
anda sedang atau tidak melakukan SADARI
temuilah dokter anda.
c. Ulangi
pemeriksaan pada payudara kanan anda
G. Pengolahan
Data
Pengolahan
data dilakukan setelah data terkumpul, data tersebut diolah dengan menggunakan
rumus dan aturan yang sesuai dengan pendekatan desain yang digunakan sehingga
diperoleh kesimpulan. Langkah analisa yang digunakan adalah analisa bivariat.
Analisa menggunakan bantuan komputer yaitu dengan menggunakan komputerisasi.
Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut (Budiarto, 2002) :
a. Pemeriksaan
Data (Editing)
Semua kuesioner
yang telah diisi diperiksa kembali semua jawaban kuesioner tersebut, apakah semua
pertanyaan sudah terjawab dengan sempurna, kegiatan ini bertujuan untuk menjaga
kualitas data, kebenaran data dan kelengkapan data agar dapat diproses lebih
lanjut.
b. Pengkodean
Data (Coding)
Setelah
kuesioner diperiksa maka masing-masing kuesioner diberi kode, dimana untuk variabel
pengetahuan, apabila jawabannya benar diberi nilai 1, dan jawabanya salah
diberi nilai 0.
c. Memasukkan
Data (Entry)
Memasukkan data
yang telah diberikan kode ke dalam seperangkat alat berupa master tabel. Dalam
pengisian disesuaikan dalam pengolahan data.
d. Membersihkan
Data (Cleaning)
Melakukan
pengecekan dan membersihkan data kembali dari kelebihan-kelebihan saat
memasukkan data ke dalam master table ke dalam master table misalnya pengecekan
ulang ke kuesioner.
H. Analisa
Data
a. Analisa
univariat
Analisis
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari setiap
variabel yang akan diteliti meliputi variabel independent (pengetahuan) dan
variabel dependent (penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari).
Kemudian
data disajikan secara kategori dengan membuat distribusi frekuensi dari
variabel independent dan variabel dependent.
-
Variabel Pengetahuan
Untuk pengetahuan
siswi tentang kanker payudara, dibuat kunci jawaban pada setiap item
pertanyaan, jawaban responden yang benar diberi nilai skor 1 dan yang salah
diberi skor 0. Jawaban yang benar dihitung frekuensi dan dilakukan perhitungan
persentase dengan rumus dibawah ini :
Keterangan :
P : % (persentase)
F : jumlah alternatif
jawaban yang benar
n : jumlah item pertanyaan
Tinggi : 76 – 100%
Sedang
: 60 – 75%
Rendah : < 60%
(Arikunto,
2002)
b. Analisa
bivariat
Bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara 2 variabel yaitu : variabel independent
(pengetahuan) dengan variabel dependent (penyuluhan kesehatan kanker payudara
dengan sadari).
Data diolah
dengan menggunakan statistic Chi-Square untuk melihat hubungan variabel
independent dengan variabel dependent.
Dengan rumus :
|
Keterangan :
:
Statistik Chi-Square
S
: Jumlah
O :
Observasi (nilai yang diamati)
E : Expected (nilai yang diharapkan)
assalamu,alaikum,.,.,.,.
BalasHapusleh tanya2 tentang materi di atas,.,.,.
terimakasih atas artikelnya tapi alangkah baiknya bila diberi daftar pustaka :) terimakasih
BalasHapus